Kandungan ASI dan Susu Formula

Air susu ibu adalah susu yang diproduksi oleh manusia untuk konsumsi bayi dan merupakan sumber gizi utama bayi yang belum dapat mencerna makanan padat. Air susu ibu diproduksi karena pengaruh hormon prolaktin dan oksitosin setelah kelahiran bayi (https://id.wikipedia.org/wiki/Air_susu_ibu)

Susu formula dibuat pertama kali pada abad ke-19 oleh seorang ahli kimia Jerman bernama Von Liebig dan mulai dipasarkan pada tahun 1867. Cara modern pembuatan susu formula dimulai tahun 1915 yang menghasilkan pembuatan susu formula dengan kandungan lemak hampir mendekati ASI. Susu formula ini mengandung 4,6% lemak, 6,5% karbohidrat, dan 0,9% protein. Bahan utamanya pun tidak harus susu sapi, tetapi dapat pula dari kedelai atau dari protein hidrolisa. (https://id.wikipedia.org/wiki/Susu_Formula)

Banyak riset dilakukan menghasilkan kesimpulan bahwa bayi baru yang disusui memiliki resiko kematian (SIDS) yang rendah dibandingkan dengan bayi yang tidak disusui. Kenapa?

Berikut penjelasannya ;

1. ASI mengandung banyak antibodi yang disebut dengan immunoglobulin A terutama dalam kolostrum yang keluar di 3 sampai 7 hari pertama pasca persalinan. Zat ini dapat melindungi selaput lendir usus sehingga bayi tidak mudah terkena infeksi. 
2. Bayi yang diberi ASI biasanya bisa dihindari dari alergi susu sapi dan peradangan usus. Antibodi Iga berfungsi melindungi usus.
3. ASI mengandung zat antioksidan yang bermanfaat untuk pembentukan memori & fungsi umum otak besar dalam konektivitas sel sel otaknya. 
4. Protein dalam Asi lebih mudah dicerna bayi dibandingkan dengan susu mamalia lain
5. ASI mengandung asam lemak tidak jenuh atau bisa disebut LC-PUFA yang terdiri dari DHA, LA (asam linoleat), dan AA. 
6. Anak yang diberikan asi memiliki bonding dengan ibu yang lebih kuat
7. Laktosa dalam Asi berperan dalam pembentukan myelin otak. Laktosa dalam Asi kandungannya lebih tinggi daripada susu sapi sementara susu sapi lebih unggul kandungan proteinnya. Jadi ASI untuk otak dan susu sapi untuk otot. 


Pada minggu pertama, BB bayi akan turun kurang dari 10% karena hanya mengkonsumsi ASI, namun BB-nya akan kembali normal pada usia 2 minggu. Lain halnya jika berat badan turun lebih dari 10% berarti proses menyusui kurang baik.

Lalu kondisi seperti apa dong, bayi seharusnya diberi susu formula?

1. Bayi yang mengalami galaktosemia atau kadar galaktosa yang tinggi dalam darah karena kekurangan enzim galaktose yaitu Bayi yang menolak laktosa (gula susu) yang berfungsi sebagai sumber karbohidrat utama.

2. Bayi yang mengalami urine marple syrup, jadi urine bayi keluar berbau seperti sirup marpel  karena tiga rangkaian asam amino tidak dapat  diproses dalam darah. padahal ASI mengandung asam amino. Jadi susu formulanya harus bebas dari asam amino.

3. Bayi dengan phenylketonuria (pku), yaitu ketidakmampuan tubuh mengolah protein. Biasanya bayi yang mengalami ini alergi terhadap daging, susu, makanan berprotein tinggi dan harus mengkonsumsi makanan berprotein rendah. 

Gimana, moms? sudah ada gambaran tentang beda mendasar tentang ASI dan Susu Formula kan?
Gak ada yang salah dengan pemberian sufor untuk anak kita, namun lain halnya bila kondisi kita dan anak kita sehat serta normal seperti yang dianjurkan medis maka pemberian ASI tetap harus menjadi prioritas dan tetap diusahakan ya ;)

Sumber : Seri Ayahbunda (www.ayahbunda.co.id)

Comments

Popular posts from this blog

Cara Menyimpan ASI Perah

Review Pompa Asi bumIbu Part 1

Grand Opening @bumibu.id