bumIbu

Masih kebayang banget, pertama kali ASI saya keluar adalah saat H+2 kelahiran si kembar, itupun cuma 1-2 tetes saja, padahal PD sudah bengkak dan terasa keras. sesekali saat terbangun #iz disodorkan untuk menyusui langsung sembari latihan berjalan pasca caesar atau #az yang menyusu saat kembarannya tidur lagi (kerjaan bayi kan tidur sepanjang hari & terbangun hanya saat ingin netek atau popok basah yak). Bayangan saya agar bisa beristirahat setelah lahiran buyar yarr, justru inilah pintu awal tugas saya merawat 2 bayi sekaligus. secara kasat mata, heheehe belum lagi bahwa mereka harus disusui bergiliran minimal per 2 jam! T_T (tapi justru itu adalah koentji sukses asix, bu ibuuuk!) Syukurlah, walaupun keduanya terlahir dengan kondisi bibir sumbing, mereka tidak memiliki kendala latch on saat mengedot atau menyusui langsung. demi ambisi saya untuk full mengASIhi, semua makanan dan minuman yang dipercaya menambah produksi ASI saya lahapdengan semangat. Sayangnya ilmu tentang ASI

Dalam setiap tetesannya, Air Susu Ibu sangat berharga. Kita tidak ingin semua kerja keras kita dalam mengumpulkannya ternyata terbuang percuma kan? Nah, mommies ini merupakan panduan sederhana versi saya dalam menyimpan ASIP baik dalam botol maupun plastik ASIP : Pastikan media penyimpanan ASIP dalam kondisi steril ya Beri identitas/label pada botol/plastic ASIP yang akan simpan tersebut, seperti nama si kecil, waktu memerah (informasi jam, hari & tanggal). biasanya banyaknya hasil ASI yang berhasil diperah bisa terlihat dari indikator plastik ASIP yang mana sudah ada label kapasitas 100ml sampai 250ml. Jika media penyimpanan menggunakan botol, 1 botol ASIP dapat menyimpan 100-150ml dan ada tanda maksimum penyimpanan pada botolnya. Pengalaman saya, disarankan jangan menyimpan ASIP melebihi kapasitas penyimpanan karena bisa mengakibatkan botol ASIP retak, tutup botol terlepas atau kemasan penyimpanan rusak. ASIP segar bila disimpan dalam suhu kamar biasanya dapat bertahan