Menyusui Anak Kembar (penggunaan pompa asi manual)

Masih kebayang banget, pertama kali ASI saya keluar adalah saat H+2 kelahiran si kembar, itupun cuma 1-2 tetes saja, padahal PD sudah bengkak dan terasa keras. sesekali saat terbangun #iz disodorkan untuk menyusui langsung sembari latihan berjalan pasca caesar atau #az yang menyusu saat kembarannya tidur lagi (kerjaan bayi kan tidur sepanjang hari & terbangun hanya saat ingin netek atau popok basah yak). Bayangan saya agar bisa beristirahat setelah lahiran buyar yarr, justru inilah pintu awal tugas saya merawat 2 bayi sekaligus. secara kasat mata, heheehe belum lagi bahwa mereka harus disusui bergiliran minimal per 2 jam! T_T (tapi justru itu adalah koentji sukses asix, bu ibuuuk!)

Syukurlah, walaupun keduanya terlahir dengan kondisi bibir sumbing, mereka tidak memiliki kendala latch on saat mengedot atau menyusui langsung. demi ambisi saya untuk full mengASIhi, semua makanan dan minuman yang dipercaya menambah produksi ASI saya lahapdengan semangat. Sayangnya ilmu tentang ASI belum saya persiapkan dengan baik. tak terpikirkan untuk membeli dan menyediakan pompa asi sebelum lahiran untuk mengantisipasi bengkaknya PD karena  asi yang harus segera dikeluarkan.

Malam ke-3 saat kepulangan dari rumah bersalin, PD saya semakin bengkak dan terasa sakit. dikompres, dipencet-pencet masih saja setetes dua tetes yang keluar. sampai H=5 saya merasa baru bisa nyaman menyusui. sejak awal saya sudah bertekad harus menyiapkan bekal ASI sampai nanti waktu cuti melahirkan habis.

Perjalanan pertama dalam menabung stok ASIP saya mencoba membeli pompa elektrik paling murah (sekitar 300ribuan merk LG). pemilihan pompa elektrik ini katanya suami  agar praktis & tidak pegal saat memompa. Cara kerja LG ini menyedot lemah sampai menyedot kuat, hasil pompa tiap harinya dari hanya 10ml kemudian 20ml sampai di minggu ke-4 produksi ASI naik menjadi 100ml/pumping. Ya, ada sesuatu yang salah, padahal saya memompa sebelum #izaz menyusu bahkan morning pumping tidak pernah terlewati. 

Selama masa cuti, pola penyimpanan stok ASIP yang dilakukan yaitu menggabungkan hasil perahan dari beberapa sesi pompa dalam 1 hari kedalam botol ASIP berkapasitas 100-150ml untuk kemudian dibekukan. jadi menggabungkan ASIP dingin dengan ASIP dingin (untuk ASIP segar, sebisa mungkin didingikan dulu dalam referigator agar suhunya seimbang dengan hasil perahan sebelumnya). setiap botolnya kemudian diberi label waktu perah sesi pertama serta tanggal perah berjalan (tidak melewati pukul 12malam).

Setelah masa cuti berakhir hanya ada 52 botol ASIP yang berhasil dikumpulkan dan itu rasanya tidak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan minum si kembar. Akhirnya peruntungan saya beralih untuk mencoba ke pompa asi manual merk Pigeon. daaaannn langsung cocok! ahhahaa. LG-nya di museumkan dech.

Sesi kejar setoran ASIP ini kadangkala membuat saya putus asa, hingga pada suati hari saat anak-anak bergiliran dioperasi bibir, saya memutuskan mengambil donor ASIP untuk membantu kestabilan alur pemasukan hasil pompa. (yep, keputusan mengambil donor ASIP ini tentu saja dengan banyak pertimbangan).

Oia jadwal dan penggunaan si Pigeon ini saat di kantor :

1. Biasanya saya menggunakan pompa asi yang sama untuk 3x sesi pompa. Yaitu pukul 9 pagi, pukul 12 siang, dan pukul 4 sore, Alhamdulillah saya bergabung di tempat yang pro Ibu & Anak, jadi walaupun tempat pumping bersatu dengan mushola/kamar/perpustakaan mini, namun waktu yang diberikan sangat fleksibel dan kunci ruangan ditempel pada pintu sehingga saya leluasa menggunakan ruangan sendirian saja. Selain itu, disediakan 1 kulkas walaupun 1 pintu namun cukup menyimpan stok ASIP saya dengan aman (yeah, rejeki anak-anak soleh).

2. Untuk hasil pompa ASIP yang kurang dari 100ml atau berlebih, biasanya saya menggabungkannya dengan hasil perahan di hari yang sama kemudian membekukannya atau untuk perbekalan untuk besoknya dalam keadaan cair. dalam sehari hasil pompa sekitar 5-7 botol per 100ml.

3. Lalu, bagaimana proses steril pompa? Pukul 9 pagi saya menggunakan pompa ASI yang sudah steril, kemudian saya membilas pompa tersebut dengan air panas, menyimpannya dalam kantong plastic/wadah tertutup dan menyimpannya dalam referigerator untuk persiapan pompa sesi ke-2, dan proses yang sama untuk proses pompa berikutnya.

4. Saya mencuci dan mensterilkan pompa saat sudah tiba dirumah pukul 6 sore, dan menggunakan pompa yang sama untuk sesi malam setelah anak-anak terbangun meminta mimik & sesi pagi sebelum berangkat bekerja lalu disteril lagi sebelum berangkat.

notes :saya pernah menyewa medela swing maxi elektrik karena ingin mencoba apakah pompa asi elektrik mahal bisa mempengaruhi prosduksi ASIP dan hasilnya ternyata kurang mantap di PD jadi balik lagi ke pompa manual. dengan pompa manual ini, saat sudah LDR, saya tambah kecepatan tarikan tuasnya dan saat sudah mulai melembek saya pelankan lagi tarikannya. penyesuaiannya manual suka-suka hati dan kondisi PD. apakah pegal? hmmm realtif sih, tapi menurut saya indikasi pegal itu adalah saat bahu/tangan saya ga bisa main hp, hahhaha

Saat kembali bekerja dan meninggalkan si kembar diusianya yang menginjak 3 bulan, saya menggunakan metode penyimpanan FIFO (First In First Out) untuk pemberian ASIP. Prinsip sederhana dari metode ini adalah ASIP yang pertama kali dibekukan lalu dicairkan terlebih dulu dan kemudian diberikan saat mereka ingin mimik. Yah, walaupun baiknya ASIP yang diberikan dengan kualitas segar, tapi karena kondisi saat itu saya harus bekerja, saya (dan banyak Ibu lain) lebih percaya bahwa ASI lebih baik daripada susu forumula. 

Oia, Adakalanya ASIP yang saya berikan sudah disimpan selama beberapa bulan, namun asalkan metode penyimpanannya sesuai dengan aturan, Insya Allah aman diberikan :)

Tips and tricks : 

Jika mommies menyimpan ASIP dalam kantong, pastikan menyimpannya dalam kondisi berbaring datar saat dibekukan, ini bisa menghemat area /ruang freezer lho, sehingga mommies dapat dengan mudah menumpuk dan mengambil stok susu beku. Simpanlah ASIP beku yang pertama kali dibekukan pada rak pintu frezzer. Ini akan lebih mudah untuk pengambilan saat akan dicairkan dan ruang yang sudah kosong dalam frezzer dapat digunakan kembali untuk menyimpan ASIP baru.

Beberapa hal yang saya tekankan saat mencairkan ASIP beku kepada si kembar :

1. Jangan pernah memanakan ASIP beku dalam microwave atau mendidihkannya diatas kompor (hal ini takutnya akan ada titik didih yang tidak merata saat ASIP diberikan, kan ngeri ya buuuk)
2. Saya berinisiatif meletakan ASIP beku pada malam sebelumnya untuk penggunaan diesok harinya, atau jika saya bangun kesiangan ASIP direndam dalam botol air hangat suam kuku (kadang dalam air panas-bukan mendidih ya)
 3. Seperti susu lainnya yang kadang ada endapan lemak, ASIP juga bersifat seperti itu ada hindmilk dan foremilknya. jadi agar tercampur rata, sebelum ASIP dibeirkan dikocok dulu dalam botol dotnya.

lalu sampai kapan saya terus berjibaku dengan kejar mengejar setoran ASIP ini? kalau tidak salah sampai anak-anak berusia 15 bulan, kebutuhan mimik dibantu dengan susu formula dan saat mereka berusia 20 bulan saya berhenti memompa pada siang hari tapi tetap menyusui langsung sampai mereka berusia 24 bulan.

Penulis : Kontributor Bumibu
Bandung, 8 Oktober 2017

Comments

Popular posts from this blog

Cara Menyimpan ASI Perah

Review Pompa Asi bumIbu Part 1

Grand Opening @bumibu.id